Bojongsari, GuciNEWS – Paguyuban RT-RWKelurahan Bojongsari bersama Lurah Bojongsari, LPM, Karang Taruna serta relawan Shaber Punglhi kini sedang gencar melakukan sosialisasi Lubang Biopori.
Daud Sulaiman Ketua Paguyuban RT- RW Kelurahan Bojongsari mengatakan bahwa musim hujan seperti sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk membuat lubang biopori, karena keberadaan lubang bisa menjadi tempat penampungan cadangan air saat hujan turun.
“Sesuai dengan istilahnya menabung air saat musim penghujan memanen air saat kemarau” ungkapnya
Daud menambahkan saat ini juga ada wilayah di Kelurahan Bojongsari yang ketika hujan turun sering terjadi banjir, ia berharap mudah-mudahan dengan adanya lubang biopori bisa meminimalisir keadaan tersebut.
Lubang Biopori yang disosialisasikan adalah Bipar (Biopori Paralon) atau Biber (Biopori Ember) fungsi Bipar dan Biber adalah sama cuma yang membedakan adalah diameter lubangnya saja.
Adapun kehadiran lubang biopori di masyarakat juga bisa difungsikan sebagai tempat penampungan sampah organik termasuk dedaunan kering. Hal ini sejalan dengan program Depok Zero Waste City
“Jadi kita berharap sampah-sampah organik tidak ada yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung, apalagi dibakar, sampah organik diproses untuk menghasilkan kompos dan cara sederhananya adalah dengan memasukkan sampah Organik tadi ke lubang biopori, sehingga permasalahan sampah tertangani, tanah pun menjadi subur dan ini juga sinergi dengan pemanfaatan Pupuk kompos tersebut dengan potensi yang ada di masyarakat Bojongsari yaitu tanaman Hias dan KRPL Posyandu yang ada di masing-masing lingkungan RW” urai Daud yang juga berprofesi sebagai guru SD
Kegiatan yang cukup inovatif yang digagas Paguyuban RT-RW Kelurahan Bojongsari mendapat respon dan dukungan dari Undang Hidayat Lurah Bojongsari.
“Pembuatan lubang biopori ini gagasan warga yang harus kami dukung penuh, terutama menghadapi musim penghujan sekarang ini, mudah-mudahan kegiatan ini bisa diteruskan dan menular ke warga yang lain” harapnya