CORONA adalah virus yang menimbulkan penyakit, tentu yang pantas bicara adalah paramedis, seperti dokter, perawat, peneliti dan ilmuan kesehatan.
Informasi mereka menjadi rujukan buat pemerintah untuk mengambil kebijakan bagi seantero rakyat.
Oleh karena itu, yang kedua yang pantas bicara korona adalah pemerintah yang memang memiliki otoritas penuh untuk melindungi seluruh rakyat secara teritorial agar terbebas dari korona, apalagi pemerintah memiliki segalanya, terutama dana.
Selanjutnya adalah pemuka agama kita seperti para ulama, tuan guru dan kiayi dimana diharapkan mereka dapat memberikan ketenangan dengan pesan-pesan spiritual untuk menghadapi penyebaran korona. Sehingga masyarakat kian tabah tidak panik, sabar, dan taat beribadah.
Oleh karena itu, seorang dokter, pejabat dan tentara, misalnya, tidak diharapkan komentarnya tentang masjid yang sepi, peniadaan taklim dan shalat jumat sementara di wilayah tertentu, karena itu ranah para ulama yang paling pas menjelaskannya. Begitu juga sebaliknya.
Di samping itu, rakyat tidak menanti komentar yang mengaitkan korona dengan politik dalam dan luar negeri. Jadi siapapun sebenarnya dinanti komentarnya oleh rakyat asal sesuai kapasitasnya. Jadi kita tanya pada diri kita: Apa kita pantas bicara korona?
Wallahu ‘Alam
Oleh: Dr. Syamsul Yakin
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhyar Parung Bingung Kota Depok